Gaya Kepemimpinan dan Peluang Wanita sebagai Pemimpin

Perjuangan wanita dalam menyuarakan kesetaraan gender khususnya pada peranan wanita sebagai pemimpin masih menjadi isu yang perlu terus digaungkan. Hal ini karena masih banyak wanita hebat Indonesia yang masih kesulitan dalam menembus lapisan stigma terkait dengan kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan dan gaya kepemimpinan yang dianggap kurang mewakili mayoritas masyarakat Indonesia. Padahal, kenyataannya, wanita Indonesia memiliki peluang dan potensi yang amat besar dengan segala kelebihan yang dimiliki, sama besarnya dengan para pria.
Apalagi dengan berkembangnya era reformasi dan globalisasi yang menuntut banyak solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada, sehingga seharusnya permasalahan gender harus dapat dikesampingkan dan lebih banyak melihat kesempatan untuk organisasi kepemimpinan yang lebih baik. Melihat dari sisi efektivitas kerja, wanita cenderung memiliki gaya kepemimpinan yang khas dan berfungsi sebagai pembentuk fondasi organisasi yang tidak dimiliki oleh organisasi lainnya.
Dikutip dari Women Leadership: Telaah Kapasitas Perempuan Sebagai Pemimpin (2018), terdapat beberapa ciri yang dimiliki oleh pemimpin wanita dan sekaligus menjadikannya sebagai gaya kepemimpinan yang khas, di antaranya:
- Kemampuan untuk membujuk
Wanita sebagai pemimpin cenderung memiliki kemampuan yang baik dalam mempersuasi orang lain agar mau menyamakan pendapat dan ide demi pengambilan keputusan yang ringkas dan tepat. Terlepas dari meningkatnya ego dalam mempersuasi, wanita sebagai pemimpin tetap memiliki sisi sosial, feminin, dan empati yang cukup untuk mendengarkan dan menerima gagasan lawan bicara.
- Membuktikan kritikan yang salah
Gaya kepemimpinan wanita dalam organisasi tidak terlepas dari kritik para anggotanya. Namun, hal ini justru akan semakin membuat pemimpin wanita meningkatkan kualitas kerja dan berusaha membuktikan bahwa mereka, pemimpin wanita, bisa melakukan hal dengan lebih baik dan belajar dari kesalahan.
- Semangat kerja tim
Pemimpin wanita cenderung menerapkan gaya kerja yang menyeluruh dan teliti saat masa penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Hal ini membuat pemimpin wanita akan lebih sering melibatkan tim dalam pekerjaan serta tidak segan mendukung atau membantu anggota di bawahnya.
- Gaya yang kharismatik
Setiap pemimpin wanita selain memiliki gaya kepemimpinan yang khas juga cenderung memiliki kharisma yang kuat dan tidak kalah dengan pemimpin pria. Percaya diri dan enerjik menjadi daya tarik tersendiri yang tentunya akan mempengaruhi etos kerja organisasi yang ia pimpin.
- Berani mengambil risiko
Menjadi panutan dan penggerak suatu organisasi membuat wanita sebagai pemimpin memahami betul posisinya yang tentu tidak berada dalam zona yang nyaman-nyaman saja. Untuk itu, wanita cenderung siap dan berani dalam mengambil risiko dari setiap keputusan yang dibuat. Keberanian ini juga terlihat dari bagaimana pemimpin wanita umumnya menyikapi aturan, di mana mereka bisa berspekulasi di luar aturan-aturan yang mengekang dan melihat kesempatan dari semua sisi.
Kelebihan wanita sebagai pemimpin haruslah menjadi potensi untuk memperluas peluang wanita sebagai pemimpin tertinggi baik di perusahaan, di pemerintahan, ataupun di cabang olahraga, mengingat banyak atlet perempuan Indonesia hebat yang mendunia dengan prestasinya. Meski saat ini kita telah memiliki sosok pemimpin wanita yang kuat seperti Ibu Sri Mulyani dan Ibu Puan Maharani di pemerintahan, namun melihat masih banyaknya stigma di masyarakat terkait dengan gaya kepemimpinan wanita, tentunya membuat perjuangan wanita dalam memperluas peluangnya sebagai pemimpin tertinggi masih dan akan terus berlangsung.
Image credits: DPR.