Sejarah Kota Jakarta, Sudah Tahu?
Berkunjung ke Kota Jakarta, bagi sebagian orang, adalah bertandang ke kehidupan modern. Transportasi maju yang banyak pilihannya, gedung-gedung pencakar langit yang tak terhitung jumlahnya, serta fasilitas penunjang kehidupan yang beragam adalah hal-hal yang akan seseorang temukan di ibu kota negeri ini. Malam Anda di hotel daerah Sudirman Jakarta pun tak akan terasa sepi karena fakta ini.
Namun, bagaimanakah asal-muasal Jakarta yang sebenarnya?
Bila ditarik ke belakang, sejarah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta bisa dikatakan mulai pada 22 Juni 1527 ketika Pangeran Fatahillah—pemimpin pasukan gabungan Demak-Cirebon yang melawan Portugis—mendirikan Kota Jayakarta sebagai ganti Sunda Kelapa setelah memenangkan perang melawan bangsa Eropa. Jayakarta pada masa itu adalah kota pelabuhan yang sibuk. Kota ini menampung pedagang-pedagang dari Cina, India, Arab, bahkan Eropa yang bertukar komoditi dengan pedagang di Jayakarta.
Alasan perebutan kekuasaan atas komoditi yang terdapat di Jayakarta menjadikan kota ini hilang. Jayakarta berganti menjadi Batavia ketika VOC, yang adalah persekutuan dagang buatan Belanda, mengambil alih kuasa kota ini dari kepemimpinan Pangeran Fatahillah. Batavia kemudian dibangun seperti kota-kota di Belanda, yakni dalam blok-blok dan dipisahkan oleh kanal serta tembok tinggi sebagai benteng pelindung. Batavia kemudian dikhususkan untuk bangsa Belanda, sedangkan bangsa-bangsa lain diusir dari sana.
Pada 1942, Jepang mengalahkan VOC dan Belanda kemudian mengambil alih kekuasaan mereka atas Batavia. Kota ini kemudian menjadi Djakarta—atau yang dengan ejaan sekarang menjadi Jakarta. Secara de facto, Jakarta telah menjadi ibu kota negara sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 1945. Namun, baru pada 1961-lah Jakarta ditetapkan menjadi ibu kota Indonesia secara de jure (di mata hukum) melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1961, kemudian diperkuat oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1964.
Di masa Presiden Soekarno, pembangunan pesat kota Jakarta terjadi beberapa tahun sebelum Asian Games keempat, yang diselenggarakan pada 1962, digelar. Fasilitas olahraga seperti kawasan Gelora Bung Karno, Patung Selamat Datang di Bundaran HI, jembatan Semanggi, dan Hotel Indonesia didirikan untuk menyukseskan perhelatan olahraga terbesar se-Asia itu. Masa kepemimpinan Presiden Soeharto menjadi era pengembangan dan pertumbuhan Kota Jakarta secara besar-besaran. Jalan tol, gedung-gedung tinggi, pusat perbelanjaan, hotel-hotel mulai bermunculan di ibu kota. Hingga kini, pertumbuhan Kota Jakarta seolah tak ada matinya karena investor yang terus berdatangan menyuntikkan dana untuk kemajuan Kota Jakarta.
Begitulah sejarah Kota Jakarta bila dirunut dari hari kelahirannya. Semoga bermanfaat!