Temukan Berbagai Tips Menarik di Situs Ini

Ketahui 4 Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah agar Tak Salah Pengobatan

Ketahui 4 Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah agar Tak Salah Pengobatan

Selain mengidentifikasi kemungkinan tekanan darah tinggi (hipertensi), alat tensi darah juga bisa digunakan untuk mengecek risiko tekanan darah rendah (hipotensi). Sayangnya, kondisi ini masih sering disamakan dengan kurang darah, padahal keduanya memiliki perbedaan di sejumlah aspek.

Untuk itu, Anda perlu mempelajari perbedaan darah rendah dengan kurang darah, khususnya sebelum memeriksakan diri ke dokter. Salah menyebutkan akan berpotensi pada kesalahan tes dan diagnosis yang dilakukan dokter. 

Ada empat hal yang bisa Anda jadikan patokan untuk mengenali kedua kondisi tersebut, antara lain:

Pengertian

Seseorang yang mengalami darah rendah (hipotensi) biasanya mempunyai tekanan darah di bawah 90/60 mmHg. Dalam hal ini, hipotensi dapat menjadi bagian sebuah kondisi atau gejala penyakit lain yang lebih parah. Bahkan saat didiamkan, Anda berisiko mengalami komplikasi berbahaya.

Sementara kurang darah (anemia) terjadi saat tubuh kekurangan sel darah merah. Sel darah merah memiliki hemoglobin (Hb), protein yang mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Seseorang mengalami anemia saat Hb berada di bawah 13,5 gram/dL (laki-laki) dan 12 gram/dL (perempuan).

Tanda dan gejala

Ketika mengalami hipotensi, Anda akan mengalami gejala yang beragam. Beberapa di antaranya yang umum adalah pusing, penglihatan kabur, lelah dan lesu, mual, napas cepat, dan kebingungan. Ada pula yang mengalami agitasi (perubahan perilaku) sampai depresi.

Sejumlah gejala anemia sekilas sama dengan rendah, sehingga banyak yang menyamakannya. Hanya saja, penderita kurang darah biasanya pucat dan sering kedinginan. Gejala yang perlu Anda waspadai meliputi kelelahan, pusing, sakit kepala, nyeri dada, sesak napas, sampai pingsan.

Faktor penyebab

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang mengalami hipotensi. Misalnya kehamilan, dehidrasi, reaksi alergi, dan kekurangan nutrisi yang mudah diatasi. Pada kondisi lebih parah, kurang darah bisa dipicu gangguan endokrin, gangguan jantung, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Kemudian pada anemia, penyebabnya juga beragam seperti faktor usia (lansia berisiko tinggi), kekurangan asupan vitamin B12 dan zat besi, dan kehamilan. Namun, penderita penyakit kronis seperti leukimia, penyakit ginjal, hingga autoimun dapat memperlihatkan anemia sebagai gejalanya.

Penanganan dan pengobatan

Anda yang mengalami hipotensi biasanya diminta dokter untuk mengonsumsi obat-obatan tertentu kalau diperlukan. Akan tetapi kalau kondisinya tak terlalu parah, pasien hanya perlu mengubah pola makan dan melakukan kebiasaan sehat seperti berolahraga.

Pada pasien anemia, penanganan yang diambil adalah memberikan asupan zat besi dan vitamin melalui suplemen khusus. Namun kalau sudah disertai penyakit, gangguan kesehatan ini sebaiknya menerima penanganan medis lebih lanjut dari dokter.

Lakukan pemantauan tekanan darah secara berkala untuk membantu Anda mengambil penanganan saat terdiagnosis penyakit kronis.